Rabu, 10 April 2013

DPD BKPRMI Jakarta Selatan

Maulid Nabi Muhammad SAW Bukan Sekedar Selayang Pandang



Manusia berada dalam kerugian, kecuali manusia beriman, beramal soleh, baik, benar, sabar. Salah satu perbuatan rutinnya adalah selalu hadir didalam majelis ilmu dengan "hujjah" yakni, mengahdiri satu majelis ilmu lebih baik dari seribu pahala perbuatan baik lainnya. Bahkan, jalanan yang sering dilaluinya pun turut berdzikir. Sebagaimana Nabi Daud AS, ketika membaca Kitab Zabur, gunung, burung dan makhluk lainnya ikut berdzikir. Dan rumah yang didalamnya dibaca Al-Qur'an akan terang benderang terlihat oleh penghuni langit maupun penghuni bumi. Jangan jadikan Maulid, Maulid, Maulid Nabi Muhammad SAW hanya selayang pandang belaka, semestinya menjadi vitamin penambah tenaga dalam mendakwahkan akhlak Baginda Nabi Besar Muhammad SAW kepada masyarakat tanpa ada rasa jemu hingga yaumil akhir. Jangan "khayal" masuk surga kalau tidak shalat, karena shalat ketentuan Allah SWT. Shalat kalau tidak shalawat tidak diterima, kalau kita shalat harus mengenal siapa dan bagaimana Rasulullah SAW. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah tafsir bahwa "manusia kalau mati, ketika ditinggal 7 langkah, bangkit lagi untuk ujian kepada si mayit, lalu Alllah SWT mencipta malaikat Munkawanakir yang spesial menanyakan pada si mayit, siapa Tuhan siapa Nabi dan Rasulmu." Organ tubuh menjadi saksi di yaumil kiamah. Mulut ditutup, lidah diikat, dan organ tubuh kita berbicara. Sekarang mari sama-sama kita merenung bahwa bagaimana Allah SWT kepada Rasulullah SAW, bagaimana Rasulullah SAW kepada Allah SWT, bagaimana Rasulullah SAW kepada sahabat, bagaimana sahabat kepada Rasulullah SAW, bagaimana Rasulullah SAW kepada ulama, dan bagaimana ulama kepada Rasulullah SAW.
(Suber : Maulid Nabi Muhammad SAW, Majelis Dzikir Al Barzanzi, Pimpinan Ust Hamdari Sidik, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar