Islam
Agama Konfrehensif
Bapak Sutrisno Ketua Panitia
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Musholah Darul Mukmin Jl M Saidi RT 004 RW
06 Petukangan Selatan Pesanggrahan Jakarta Selatan mengatakan bahwa Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini bertujuan untuk lebih mengenal perjuangan
sosok Rasulullah SAW, karena Islam bukan hanya soal shalat saja, tapi lebih
konfrehensif yakni soal ekonomi, politik, sosial, dan budaya. “Oleh karena itu
sebisanya kita mesti menjadikan Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah dan juga
Islam yang damai menuju Rahmatanlilalamiin” jelasnya saat membuka Kegiatan
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Musholah Darul Mukmin yang dihadiri oleh para
Pemuda Remaja Masjid/Musholah Petukangan Selatan, DPK BKPRMI Pesanggrahan, DPD
BKPRMI Jakarta Selatan, Pengurus RT Se RW 06, Polsek Pesanggrahan, KH Drs
Gustiri, Ust Hari Mukti Mantan Rocker Indonesia, serta para jamaah kaum
Bapak/Ibu Musholah Darul Mukmin. Dalam kesempatan Maulid tahun 2013 ini juga
diisi oleh pembacaan ayat Al Qur’an yang dibacakan langsung oleh Ust Mansur
Adnan, SPdi serta dilanjutkan dengan sepatah dua kata pengasuh majelis malam
jum’at Ust Ahmad Nawawi, MA sohibul Maulid yang mengajak para jamaah untuk
terus menerus meneladani akhlaq Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. “Mudah-mudahan
dengan demikian, dapat mengambil isi kualitas dan kuantitas dan menambah
wawasan keagamaan serta hikmah ang terkandung pada akhlaq Rasulullah SAW dalam
menjalani kehidupan sehari-hari yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Hadist,
sehingga kita semua dapat selamat di dunia dan akherat” ungkapnya. Selanjutnya
hikmah Maulid pertama disampaikan oleh KH Drs Gustiri bahwa cinta kita kepada
Nabi Muhammad SAW tidak terbatas ruang dan waktu, sebagaimana yang termaktub
dalam Syair Maulid Al Barzanzi. “Dimana Syaikh Al Barzanzi dalam syairnya
menceritakan bahwa ketika Ibunda Siti Aminah ngidam buah kurma, lalu tiba-tiba
pohon kurma berbuah dan rebah dengan sendirinya, karena saking takzimnya kepada
Baginda Rasulullah SAW” tandasnya. Ust Hari Mukti sebagai penceramah kedua
menambahkan bahwa memuji yang paling tinggi adalah bersujud kepada Allah SWT
dan memuji yang paling rendah adalah bertasbih. Allah SWT memberikan hidayah
kepada makhluk bermacam-macam, diantaranya hidayah sejak lahir (insting),
hidayah akal, hidayah berupa petunjuk dan penjelas (Al Qur’an dan Al Hadist).
“Jadi dapat disimpulkan bahwa Islam itu adalah jelas, hitam dan putih tidak
abu-abu. Dan jika ingin selamat naiklah dengan berjamaah ke perahu Nabi
Muhammad SAW (Al Qur’an dan Al Hadist) serta arungilah lautan samudera
(pluralisme, HAM, Demokrasi, sekuler), mudah-mudahan dengan perahu tersebut
kita mendapat taufik hidayah dari Allah SWT dan limpahan syafaat Rasulullah SAW
hingga akhir jaman. Amiin” imbuhnya.